25 August 2009

Kiat Menumbuhkan Sikap Merendah

Kalau sebelumnya saya pernah saya ulas sedikit tentang perlunya membalas sebuah penghargaan, kali akan saya lanjutkan ulasan yang berkaitan yaitu kiat membangun sikap merendah atau tawadlu'. Inspirasinya muncul saat perjalanan pulang dari sholat tarawih di masjid.
Dalam bahasa Jawa sikap merendah atau tawadlu' lebih dikenal dengan sebutan andhap asor yang artinya sikap merendahkan diri, bukan karena dirinya benar-benar rendah tapi karena memang sifat ini ditumbuhkan dari dalam hati dengan merasa bahwa dirinya sebenarnya bukanlah apa-apa karena di atasnya masih ada yang lain yang derajatnya lebih tinggi dalam segala hal. Kata pepatah Di atas langit masih ada langit.

Sikap ini adalah berbalikan 180 derajat dengan sikap takabbur atau sombong yaitu merasa bahwa derajat dirinya adalah lebih tinggi dibanding yang lain yang disebabkan karena merasa lebih tinggi nasabnya, status sosialnya, kedudukannya, harta kekayaannya, ilmu pengetahuannya. Merasa lebih sempurna bentuk tubuhnya, cantik, tampan, atletis, seksi atau kecerdasan otaknya, jenius, brilliant dan lain sebagainya.
Sifat dan sikap takabbur atau sombong adalah sifat yang sangat dibenci dan tercela dalam pandangan siapa pun. Bahkan Allah pun sangat membenci dan mengutuk sebagaimana Allah mengutuk Iblis. Mengeluarkannya dari dalam surga dan mengancamnya untuk menjadi raja penghuni neraka selama-lamanya.
Ini dikarenakan banyaknya dampak negatif yang timbul diantaranya :
  1. Orang takabbur sulit diatur karena merasa dirinya adalah yang pantas mengatur
  2. Orang takabbur sulit menghargai orang lain karena merasa dirinya adalah yang paling berharga.
  3. Orang takabbur susah menerima saran, kritikan, dan nasehat orang lain karena merasa dirinya adalah benar dan paling benar.
  4. Orang takabbur mudah mencibir, mencaci, mencela, menghina, menjelek-jelekkan dan mentertawakan orang lain karena merasa dirinya adalah yang paling baik dan paling mulia.
  5. Orang takabbur kurang memiliki kepedulian sosial dengan orang yang dianggapnya lebih rendah.
  6. Orang takabbur malu bergaul dengan orang lain yang dianggapnya tidak setingkat karena khawatir akan menurunkan martabatnya.
  7. Orang takabbur mudah berbuat seenaknya sendiri tanpa sedikitpun punya kekhawatiran bahwa perbuatannya adalah tidak baik dan kadang bisa merugikan orang lain.
  8. Dan yang paling tercela orang takabbur lupa bahwa ada Tuhan yang Maha Besar yang tidak ada lagi siapapun yang melampaui kebesaranNya termasuk dia.
Oleh karena itu diperlukan kiat-kiat untuk menghindari dan menjauhi sikap takabbur ini serta menumbuhkan sikap tawadlu' dari yang sederhana sampai yang penuh dengan perjuangan (riadloh).
Adapun kiat untuk menumbuhkan sikap tawadlu' atau merendahkan diri diantaranya adalah dengan berfikir dan berangan-angan.

Jika merasa nasabnya adalah yang membuat dia jadi orang paling terhormat berfikirlah bahwa nasabnya yang paling dekat adalah air sperma yang hina. Sedang nasabnya yang jauh adalah tanah liat. Tidak lebih dari itu.

Jika merasa fisik dan tubuhnya adalah lebih sempurna dari yang lain berfikirlah sebenarnya yang sempurna itu apanya. Sedang di dalam tubuhnya penuh dengan hal-hal yang menjijikkan. Perutnya penuh kotoran dan air kencing, hidungnya penuh ingus, mulutnya penuh dengan ludah, telinganya penuh kotoran, dalam otot-ototnya mengalir darah menjijikkan, ketiaknya tak henti-henti menyembulkan aroma busuk, dia menggunakan tangannya untuk membersihkan kotorannya sendiri, kadang berkali-kali dia keluar masuk WC hanya untuk mengeluarkan isi perut yang kalau dia melihatnya dia akan merasa sangat jijik apalagi menyentuhnya atau mencium baunya.

Jika merasa hartanya membuat dia disebut sebagai orang kaya dan agung berfikirlah sejak kapan dirinya kaya. Sedangkan dia lahir dalam keadaan telanjang bulat tanpa sedikitpun harta dia bawa dari dalam perut ibunya. Siapa kemudian yang memberikan harta itu hanya sebagai titipan. Dan mungkinkah dia memiliki harta itu selama-lamanya. Tidak mungkin… karena yang namanya titipan pasti akan diambil oleh pemiliknya. Bagaimana seandainya harta kekayaan yang dianggapnya sebagai miliknya tersebut diambil secara spontan oleh pemilik sebenarnya. Pastilah dia akan kembali menjadi miskin dan sangat miskin.

Jika ilmunya membuat dia merasa pintar lebih dari yang lain, berfikirlah sejak kapan dia pintar. Sedangkan dia lahir bisanya cuma menangis. Siapa yang kemudian menganugerahi dia otak yang cerdas sehingga dengan kecerdasannya dia merasa bisa membolak-balikkan keadaan dunia. Bagaimana seandainya fungsi otaknya tiba-tiba diambil oleh yang memberi seperti yang terjadi pada banyak orang. Pasti seketika itu pula dia menjadi bodoh, bloon dan tak berharga sama sekali.

Jika ketekunannya dalam ibadah bagi yang ahli beribadah membuatnya merasa sebagai orang paling sholeh dan paling bersih dari noda-noda dosa. Juga merasa sebagai orang yang akan selamat di akhirat dari adzab Allah. Sehingga dia memandang orang-orang fasik, ahli maksiat dan orang-orang durjana yang sukanya M5 (molimo) main, madad, madon, mabuk, maling sebagai orang-orang yang hina di mata agama dan orang-orang yang pasti celaka.
Berfikirlah siapa yang bisa menjamin dia sendiri akan selamat di akhirat. Siapa yang menjamin bahwa akhir kehidupannya akan husnul khotimah, mati dengan membawa iman. Tidak ada… tidak ada menjamin. Semua bisa terjadi. Mungkin saja terjadi yang sekarang sholeh besok matinya tanpa iman. Yang sekarang durhaka dan durjana justru besok menjadi orang mulia di sisi Allah hanya karena mati dengan iman terbawa dalam hati.

Insyaa allaah dengan berfikir semacam itu akan sedikit demi sedikit dihindarkan, dijauhkan dari sikap takabbur dan sombong dan akan tumbuh sikap tawadlu' atau merendahkan diri. Ternyata tidak ada keagungan derajat yang hakiki, keindahan yang hakiki, kekayaan yang hakiki, kepandaian yang hakiki, juru selamat yang hakiki keculi semuanya hanyalah milik Allah subhaanahuu wa ta'aalaa.

Wallaahu a'lam
Ref. Ihya' 'uluumiddinnya Imam Al Ghozali

2 comments:

hill said...

bagus sekali artikelnya mas :) sy sampai terdiam sejenak melihat ke diri sendiri...apa sy termasuk org yg mempunyai sikap merendah ga ya?

Menjawab pertanyaan mas, sy ga punya software penyebar iklan, tp sy pernah menemukan blog yg memberikan software yg full version secara cuma2, tp lupa lg di blog mana ya, yg jelas ada di link blog sy :) coba tanya om google,mungkin terindeks :)

bapakechilpii said...

Ya mas insyaallaah saya tanya pada om google. terima kasih atas comment-nya