23 March 2010

Efek Nyata Mengabaikan Sholat Bagi Orang Lain

Selalu ada saja hal yang bisa dibicarakan mengenai sholat. Ibadah yang satu ini memang sarat dengan perkara yang mesti diperhatikan. Dari sejak sebelum mulai, lalu melakukan, kemudian selesai sampai hal-hal lain yang berkaitan. Jika sebelumnya sudah saya singgung sedikit mengenai hal-hal yang membuat kita mengabaikan sholat, kali ini yang akan saya bicarakan masih ada kaitannya dengan hal tersebut.

Melaksakan sholat memang bisa dibilang ringan-ringan berat. Ringan karena sebenarnya waktu yang dibutuhkan sangatlah sebentar dan tata caranya banyak yang mengajarkan. Berat karena pelaksanaan sholat tidak ada sedikitpun sugesti duniawi yang langsung bisa dinikmati. Suatu misal jika dalam waktu bersamaan dagangan kita sedang diserbu pembeli, ramai sekali. Sementara adzan Maghrib berkumandang. Hati dan perasaan kita pasti berkecamuk antara melakukan sholat atau melayani pembeli. Dalam keadaan seperti ini iman kita benar-benar diuji.
Ada yang memilih melakukan sholat, karena memang sudah kewajiban. Urusan yang lain bisa diatur. Namun tak jarang banyak yang lebih memilih meneruskan aktifitasnya. Tanggung katanya. Urusan sholat mudah, nanti diqodlo juga gak apa-apa. Wallaahu a’lam kalau begitu.

Memang … urusan sholat adalah urusan pribadi dengan Allah SWT. Urusannya urusan iman. Nyaris tidak ada hukum di dunia ini yang ikut andil dalam hal menegakkan sholat secara tindakan kecuali pada beberapa tempat. Ini juga mungkin salah satu faktor ketidaktakutan seseorang ketika dia meninggalkan sholat.
Saya teringat cerita mantan TKI Arab Saudi di kota Mekah. Di sana kata dia, setiap kali adzan berkumandang semua orang akan berbondong-bondong pergi ke masjid. Mereka tinggalkan semua aktifitasnya untuk melakukan sholat jamaah. Kalau ada diantara mereka yang masih menunggui barang dagangannya, maka tidak segan-segan asykari, polisi sana untuk memukulnya dengan pentungan. Hasilnya… kecenderungan mengabaikan sholat bisa diminimalkan.

Saya kadang berangan-angan sendiri, coba di negara kita tercinta ini ada upaya riil dari pihak pengelola negara atau pemerintah untuk membuat warganya khususnya yang muslim jadi takut mengabaikan sholat. Mungkin dengan adanya vonis bagi yang terbukti meninggalkan sholat seperti halnya vonis bagi orang yang ketahuan berjudi. Atau bisa juga dengan cara lain…

Efeknya Bagi Orang Lain
Sebagian kita mungkin berfikir “urusanku urusanku – urusanmu urusanmu” dan itu dipraktekkan juga dalam hal sholat. Kita kembali lagi pada kaidah bahwa yang namanya hukum wajib adalah adanya dosa ketika meninggalkan sesuatu. Sholat adalah wajib (fardlu ‘ain). Meninggalkannya adalah dosa besar.
Perbuatan dosa seseorang bisa saja menjadikan orang lain ikut berdosa yaitu ketika orang lain tahu dan tidak mengingatkan (selagi mampu).
Kalau kita melihat perjudian maka kita ikut berdosa dengan membiarkan orang lain berjudi. Kalau kita ikut mendengar orang lain menggunjing maka kita ikut berdosa dengan membiarkan pergunjingan. Kalau kita melihat orang lain tidak menutup aurat maka kita ikut berdosa dengan membiarkannya dan akan bertambah lagi jika kita justru menikmati. Kalau kita mengetahui orang lain mengabaikan atau meninggalkan sholat maka kita juga ikut berdosa dengan tidak mengingatkan dan menyuruhnya sholat.

Perbuatan dosa yang kita dapat dari contoh-contoh di atas adalah karena kita punya kewajiban amar ma’ruf nahi munkar yang tidak dilakukan. Pada prakteknya hal ini memang sulit sekali dan kadang sangat dilematis. Tapi inilah kewajiban agama, perintah Nabi yang harus ditaati demi kebaikan ummatnya. Dan kita telah diberikan toleransi apabila tidak ada kemampuan dalam mencegah kemunkaran dengan kekuatan, kekuasaan dan dengan lisan, maka dicukupkan bagi kita untuk selalu membencinya di dalam hati.

Sebuah harapan selalu tersirat akan terwujudnya masyarakat islam di negeri tercinta ini menjadi masyarakat yang cinta dan mencintai sholat. Selalu memperhatikan, takut meninggalkan, juga tak henti untuk mengingatkan yang lain.
Sugestinya hanya satu …

“Walau anna ahlal quroo aamanuu wat taqou lafatahnaa ‘alaihim barokaatim minas samaa,i wal ardhi wa laakin kadzdzabuu fa akhodznaahum bimaa kaanuu yaksibuun”

Jikalau sekiranya negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raaf : 96)

Walaahu a'lam

4 comments:

Agus Siswoyo said...

Tidak bisa dipungkiri, perkembangan budaya masyarakat telah mengarah ke sekulerisme. Kehidupan religi telah menjadi satu hal yang dipisah-pisahkan dengan kehidupan dunia.

Yang beruntung adalah mereka yang bisa bijak menempatkan dirinya dan sadar akan kewajiban sebagai Muslim yang perilakunya berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rosul.

Agus Siswoyo said...

Mungkin penyebab banyaknya bencana di negara ini karena penduduknya mulai lupa Tuhan.

fatchur said...

bisa juga

fatchur said...

bisa juga