30 September 2009

Mengapa Harus Tergesa-gesa

Mungkin pertanyaan itu pernah terlintas dalam fikiran kita ketika tengah merenung. Karena segalanya ingin serba cepat dan instant membuat kita berupaya dengan segala cara. Bahkan kadang dengan sengaja atau tidak sengaja kita melakukan cara-cara yang sebenarnya tidak diperbolehkan. Tapi setelah segala cara itu dilakukan apa yang sudah kita dapat? Benarkah apa yang kita inginkan tercapai semua?

Impian, keinginan, cita-cita dan harapan adalah sesuatu yang membuat hidup ini penuh dengan seni. Ada yang menangis, ada yang tertawa. Ada yang teriak-teriak, ada yang diam seribu bahasa. Ada yang marah-marah, ada yang berbelas kasih. Ada yang semangat menggebu-gebu, ada yang alon-alon waton kelakon. Ada yang ambil jalan pintas, ada yang ambil jalan tepi. Beda orang beda yang dilakukan. Lain yang saya kerjakan lain pula yang orang lain jalankan.
Sebagai manusia yang hidup dalam naungan hukum Tuhan Maha Pencipta yaitu agama dan sebagai manusia yang hidup dalam komunitas sosial sesama manusia, mau tidak mau kita memiliki batasan-batasan terhadap segala aktifitas yang kita lakukan. Semuanya harus dipatuhi karena tujuan dari adanya batasan-batasan adalah untuk kebaikan. Terjadinya berbagai macam penyimpangan perilaku dan pelanggaran etika kehidupan karena sebagian dari kita kurang memperhatikan batasan-batasan perilaku dan etika-etika hidup. Yang diinginkan adalah ambil jalan pintas alias tergesa-gesa.

Adanya orang berjudi karena dia tidak tahan menahan keinginan untuk cepat kaya dalam waktu singkat. Akhirnya dia pertaruhkan uang, waktu dan pikirannya di arena perjudian. Padahal kalau dia mau berfikir sejenak adakah orang yang kaya dari hasil judi. Kalaupun ada mungkin satu juta banding satu.
Atau yang selain berjudi ada orang yang melakukan korupsi, mencuri, merampok, menipu, menerima suap, melupakan etika kejujuran dalam berbisnis, promosi penuh kata PASTI atau melakukan pelanggaran terhadap aturan kerja oleh pihak lain yang dia ajak bekerjasama seperti memberikan laporan palsu, melakukan click fraud Pay Per Clicks di dunia maya, atau spamming dan sebagainya. Semua terjadi karena kurangnya kesabaran untuk menjalani sebuah proses alias tergesa-gesa.

Ada orang tergesa-gesa ingin menikmati indahnya tubuh wanita mulai dari bersentuhan, membelai-belai, meraba-raba, sampai pada berhubungan intim. Akhirnya dia benar-benar melakukannya tanpa harus menunggu ijab dan qobul dihadapan dua orang saksi alias berzina. Tidak ada alasan lain kecuali memang dia tergesa-gesa sehingga melupakan aturan bahwa kehalalan tubuh seorang wanita adalah setelah adanya ikatan pernikahan yang sah. Bukan tanpa alasan jika aturan agama mengharamkan saling setuh, membelai-belai, meraba-raba dan berhubungan intim di luar nikah. Silahkan baca buku-buku atau kitab-kitab yang menjelaskan tentang perlunya nikah atau bahaya hubungan intim di luar nikah. Akan panjang sekali jika saya harus menjelaskannya saat ini.

Ada lagi yang lain. Mungkin sering kita dengar atau kita baca berita tentang orang-orang yang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Ada yang karena terbelit hutang. Pikirannya buntu lantas gantung diri. Ada yang sakit tidak sembuh-sembuh lalu minum racun. Ada yang putus cinta lalu terjun dari lantai sepuluh.
Mengapa? Karena mereka tergesa-gesa untuk menyelesaikan masalah hidupnya. Mereka berfikir kalau sudah mati maka selesai urusannya. Tidak ada lagi yang menagih hutang. Tidak lagi merasakan menderita karena sakit. Tidak lagi stress ditinggal kekasih. Tapi betulkah begitu? Tidak tahukah mereka bahwa bunuh diri yang dilakukannya adalah dosa? Tidak tahukah pula mereka bahwa setelah mati mereka memasuki alam selanjutnya yaitu alam kubur atau alam barzah dan akan ditanyakan segala amalnya.
Itulah mengapa suatu ketika Rosululloh bersabda : Al 'ujlatu minas syaitoon… yang artinya bahwa tergesa-gesa adalah bersumber dari syetan. Dan karena bersumber dari syetan maka prilaku tergesa-gesa adalah negatif dan selalu menimbulkan dampak negatif pula. Dan hal ini berlaku dalam segala bentuk aktifitas baik ibadah, bisnis, menuntut ilmu, berpolitik dan sebagainya. Kecuali dalam beberapa hal kita diperbolehkan tidak menunda-nunda yaitu :
  1. Meng-qodlo (melakukan) sholat yang pernah ditinggalkan
  2. Membayar hutang
  3. Menjamu dan memuliakan tamu
  4. Melakukan kewajiban atas jenazah seperti memandikan, mengkafani, mensholatkan dan mengubur.
Walhasil
Biarkan impian, keinginan, cita-cita dan harapan menjadi sesuatu yang membuat hidup penuh dengan seni. Tapi tetaplah jalani proses untuk mencapainya secara wajar sekalipun harus dilakukan dengan penuh teori dan strategi. Bukan dengan tergesa-gesa, bukan pula dengan melanggar etika.

Wallaahu a'lam

4 comments:

Baru jadi said...

Mampir om,
Tergesa2 memang tidak bagus untuk ditujukan dalam segala hal
Bahkan ada kok orang makan makanan uenak2 karena tergesa2 ......bablas mati,
Ngeri deh

bapakechilpii said...

Terima kasih telah mampir, kalo bisa diteruskan ya biar nambah silaturrahim. Salam sukses

Agus Siswoyo said...

pembahasan yang mantab mas..

Aku mau komment tentang blog ini mas.

Header Blog Tittle kurang luas mas, akan lebih terlihat bagus bila ditambah dikit aja...
Background-nya kok surem ya. Padahal pembahasan topik berkisar tentang 'pencerahan' jiwa. Saya menyarankan warna putih sebagai lambang kebersihan dan niat suci berbagi pikiran.

Akan lebih komplit lagi ditambah widget Recent Comment dan Recent Article, biar kita tahu siapa aja yang sudah mapir...

Itu aja mas. Semoga bermanfaat!

Ihsan Prawoto said...

Assalamualaikum.. mas

masih ingat dengan saya sekarang saya pindah rumah dari ihsan.topjitu.com ke topsitus.com

postingan juga lumayan bagus buat pencerahan, alangkah lebih bagusnya bila diberikan sedikit dalil dari nash Qur'an wa sunnah..

Jazakallahu khoir