21 August 2009

Puisiku Lima Tahun Silam

KABULKAN

Ketika aku harus lari
Mengejar keinginan dan harapan
Dan nafasku satu demi satu berhamburan
Kelelahan makin lama kian menjadi

Aku bersimpuh dalam kesunyian
Bibirku berucap tiada suara

Yaa Robbi...
Jangan Engkau jauh dariku
Tiada satu upaya aku bangga
Tuk gapai satu cita kecuali kuasa-Mu

Yaa Robbi...
Jadikan cintaku pada-Mu
Di atas segala cinta
Raihkan asaku pada-Mu
Di atas segala asa

Yaa Robbi...
Cintakan aku pada dirinya
Dengan segala keikhlasan yang ku punya
Amiiin...


Puisiku lima tahun silam
30 Juni 2004




BUKAN SIAPA-SIAPA

Gadis cilik tertawa riang
Bercanda penuh kegembiraan
Setumpuk mainan di hadapannya
Seakan dunia segudang makna
Temannya mengejar dia pun lari
Berteriak-teriak dia ketakutan
Ibu... ibu... ada setan

Diapun menangis
Sudahlah sayang ... jangan mengangis
Ibunya datang menghibur
Setannya sudah ibu pukul
Setannya sudah lari
Sekarang kamu bisa main lagi

Asyiiik...
Wajah polosnya kembali berseri

Bukan siapa-siapa
Dengan pelan dia menghitung
Dengan sepuluh jari direntang
Satu... dua... tiga... empat... sepuluuuh
Asyiiik... aku bisa berhitung

A... b... c... d... e... z...
Ibuuu aku bisa membaca bu
Bersinar-sinar bola matanya
Dia merasa amat bahagia

Lama aku tak melihatnya
Aku tak tahu dia dimana
Aku tak tahu dia seperti apa
Aku tak peduli semua
Aku tak pernah mengangankannya

Kini dia kembali
Dengan perbedaan dan perubahannya
Bukan karena mainan bertumpuk dia tertawa
Bukan karena setan mengejar dia menangis
Seakan tak percaya
Benakku penuh tanda tanya
Benarkah dia gadis kecil itu
Kemana dia selama ini
Mengapa kini dia kembali

Dia bersimpuh di hadapanku
Dengan senyuman yang aku tiada tahu
Wajahnya tertunduk mungkin dia malu
Ya... gadis kecil itu mungkin malu
Sealiran air aku bertanya
Kemana engkau selama ini
Mengapa kini engkau kembali
Sesepoi angin bibirnya berucap
"Saya pergi mengejar cita
Saya pulang membawa cinta"

Keharuan serasa menusuk
Dia yang dulu bukan siapa-siapa
Dia kini benar-benar penuh makna


Puisiku lima tahun silam
1 Juli 2004


3 comments:

Khery Sudeska said...

Luar biasa puisinya, Mas... Sangat menggetarkan dan menggugah jiwa... :)

Agus said...

tidak saya duga...
I'm speechless!

Bapakechilpii said...

Tatap dengan mata, rasakan dengan hati.
Terima kasih telah mampir dan kembali mampir di rumah mayaku. Tetap semangat dan istiqomah ...